TUGAS TOU MINGGU 1
SEJARAH KOMUNIKASI
SEJARAH KOMUNIKASI
A.
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
Pengertian
Komunikasi secara Etimologis
Secara etimologi
atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication,
dan perkataan ini bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama
makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Dengan demikian komunikasi,
menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), “menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster New
Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi
adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem
lambng-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku”.
Jadi, jika dua
orang terlibat dalam komunikasi, seperti dalam bentuk percakapan, maka
komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna terhadap apa
yang sedang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu
belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasa saja
belum tentu mengerti maksud yang dibawakan oleh bahasa tersebut. Percakapan
kedua orang tadi dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti
bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.
Akan tetapi,
pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas (dari segi bahasa) sifatnya masih
dasariah, dalam arti dalam komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna
dari pihak yang terlibat komunikasi. Dikatakan minimal karena komunikasi
tidaklah sekedar informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, namun
juga persuasif, yakni agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau
keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.
Pengertian
Komunikasi Secara Terminologis
Sejalan dengan
perkembangan ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang sifatnya
multidisipliner, definisi-definisi yang yang berikan oleh para ahli pun semakin
banyak dan beragam. Masing-masing memiliki penekanan arti, cakupan, dan konteks
yang berbeda satu dengan lainnya. Dari sekian banyak definisi tersebut, berikut
diantaranya adalah menurut :
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner:
"Komunikasi: transmisi informasi,
gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol,
kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses
transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.”
Theodore M. Newcomb:
"Setiap tindakan komunikasi dipandang
sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif,
dari sumber kepada penerima.”
Carl I. Hovland:
"Komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate)”
Gerald R. Miller:
"Komunikasi terjadi ketika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk
mempengaruhi perilaku penerima.”
Everett M. Roger:
"Komunikasi adalah proses dimana suatu
ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.”
Raymond S. Ross:
"Komunikasi (intensional) adalah suatu
proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa
sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons pikirannya yang
serupa dengan yang dimaksud komunikator."
Harold Lasswell:
(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi
adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran
Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?
Ketujuh definisi di atas, masing-masing
memberikan penekanan arti yang berbeda. Definisi dari Bernard Berelson dan Gary
A. Steiner, menekankan komunikasi pada proses penyampaian. Hal yang disampaikan
dapat berupa informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, sedangkan
cara penyampaiannya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar,
figure, grafik, dan sebagainya. Theodore M. Newcomb juga menekankan komunikasi
sebagai proses pengalihan informasi yang dilakukan oleh pihak komunikator,
namun komunikator dianggap memiliki kewenangan penuh kepada sasaran
komunikasinya. Sedangkan Raymond S. Ross
menekankan bahwa proses penyampaian komunikasi tidaklah sederhana karena dengan
komunikasi tersebut dimaksudkan terjadinya kesamaan pikiran antara komunikator
dengan komunikannya.
Definisi dari Carl I. Hovland, Gerald R.
Miller, Everett M. Roger menunjukkan bahwa komunikasi adalah proses yang
terjadi antara satu orang pada orang lainnya, namun kegiatan yang dilakukan
secara sadar dan sengaja mempunyai tujuan untuk mengubah atau membentuk
perilaku dari orang lain yang menjadi sasaran komunikasi.
Definisi dari Harold Lasswell secara eksplisit
dan kronologis menjelaskan lima komponen yang terlibat dalam komunikasi. Yakni
siapa (pelaku komunikasi pertama yang punya inisiatif sebagai sumber),
mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan), kepada siapa (pelaku
komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima), melalui saluran apa
(alat/saluran penyampaian informasi), dan dengan akibat apa (hasil yang terjadi
pada diri penerima). Definisi ini menunjukkan bahwa komunikasi adalah suatu
upaya yang disengaja dan memiliki tujuan.
Dari berbagai defenisi komunikasi sebelumnya,
diperoleh gambaran bahwa komunikasi memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Komunikasi adalah suatu proses
Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa
komunikasi merupakan suatu rangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi
secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu dengan
lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi tidak
statis tetapi dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan
berlangsung terus-menerus.
Proses komunikasi dalam prosesnya melibatkan
banyak faktor atau unsur. Faktor-faktor atau unsur-unsur yang dimaksud antara
lain dapat mencakup pelaku atau peserta, pesan (meliputi bentuk, isi, dan cara
penyajiannya), saluran atau alat yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan,
waktu, tempat, hasil atau akibat yang terjadi, serta kondisi pada saat
berlangsungnya proses komunikasi.
b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan
memiliki tujuan
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan
dari para pelakunya. Pengertian “sadar” di sini menunjukkan bahwa kegiatan
komunikasi yang dilakukan seseorang sepenuhnya berada dalam kondisi
mental-psikologis yang terkendali atau terkontrol bukan dalam keadaan “mimpi”.
Disengaja maksudnya bahwa komunikasi yang dilakukan memang sesuai dengan
kemauan pelakunya. Sementara tujuan menunjuk pada hasil atau akibat yang ingin
dicapai.
c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan
kerjasama dari para pelaku yang terlibat
Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik
apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut
terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap pesan yang
dikomunikasikan.
d. Komunikasi bersifat simbolis
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan
yang dilakukan dengan menggunakan lambing-lambang. Lambang yang paling umum
digunakan dalam komunikasi antarmanusia adalah bahasa verbal dalam bentuk
kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.
Selain bahasa verbal, juga adal
lambang-lambang yang bersifat nonverbal yang dapat dipergunakan dalam
komunikasi seperti gestura (gerak tangan, kaki, atau bagian lainnya dari
tubuh), warna, sikap duduk atau berdiri, jarak, dan berbagai bentuk lambing
lainnya. Penggunaan lambang-lambang nonverbal ini lazimnya dimaksudkan untuk
memperkuat arti dari pesan yang ditunjukkan.
e. Komunikasi bersifat transaksional
Komunikasi pada dasarnya menuntut dua
tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya dilakukan secara
seimbang dan proporsional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam
komunikasi.
Pengertian “transaksional” juga menunjuk pada
suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah
satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi.
f. Komunikasi menembus ruang dan waktu.
Komunikasi menembus ruang dan waktu maksudnya
bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidaklah haruis
hadir pada waktu dan tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi
komunikasi seperti telepon, faksimili, telex, video-text, dan lain-lain, kedua
faktor tersebut (ruang dan waktu) bukan lagi menjadi persoalan dan hambatan
dalam berkomunikasi.
B.
SEJARAH KOMUNIKASI
Perkembangan
komunikasi sebagai ilmu selalu dikaitkan dengan aktifitas retorika yang terjadi
di zaman Yunani kuno, sehingga menimbulkan pemahaman bagi pemikir-pemikir barat
bahwa perkembangan komunikasi pada zaman itu mengalami masa kegelapan (dark
ages) karena tidak berkembang di zaman Romawi kuno. Dan baru mulai dicatat
perkembangannya pada masa ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg (1457).
Sehingga masalah yang muncul adalah, rentang waktu antara perkembangan ilmu
komunikasi yang awalnya dikenal retorika pada masa Yunani kuno, sampai pada
pencatatan sejarah komunikasi pada masa pemikiran tokoh-tokoh pada abad 19,
sangat jauh. Sehingga sejarah perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri terputus
kira-kira 1400 tahun. Padahal menurut catatan lain, sebenarnya aktifitas
retorika yang dilakukan pada zaman Yunani kuno juga dilanjutkan perkembangan
aktifitasnya pada zaman pertengahan (masa persebaran agama). Sehingga
menimbulkan asumsi bahwa perkembangan komunikasi itu menjadi sebuah ilmu tidak pernah
terputus, artinya tidak ada mata rantai sejarah yang hilang pada perkembangan
komunikasi. Makalah ini ingin mengangkat zaman persebaran agama yang
berlangsung antara rentang waktu tersebut (zaman pertengahan) menjadi bagian
dari perkembangan ilmu komunikasi. Sehingga zaman pertengahan menjadi jembatan
alur perkembangan komunikasi dari zaman yunani kuno ke zaman renaissance,
modern, dan kontemporer.
Telah disinggung
di atas bahwa fenomena komunikasi berkembang dan tercatat kembali pada awal
ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg (1457). Padahal, pada abad-abad
sebelumnya, aktifitas komunikasi sudah berkembang cukup pesat yang berlangsung
di zaman pertengahan (persebaran agama). Mungkin masa ketika diketemukannya
mesin cetak itu sendiri terjadi di zaman renaissance, dimana
pemikiran-pemikiran ilmuwan telah bebas dari dogma-dogma agama. Sehingga mereka
tidak menyinggung masa persebaran agama sebagai bagian dari sejarah
perkembangan komunikasi itu sendiri. Rentang waktu antara tahun 500 SM (masa-masa
pemikiran retorika di Yunani kuno) sampai pada penemuan mesin cetak (1457 M)
merupakan abad-abad dimana terdapat proses perkembangan komunikasi yang dalam
hal ini berbentuk ajaran dan keyakinan suatau agama (yang tentu pula tidak
dapat dipungkiri bahwa dalam aktifitas persebaran ajaran agama, retorika dan
bentuk komunikasi lainnya cenderung berperan besar dalam mengubah keyakinan
seseorang). Sehingga tidak menyalahi aturan kalau makalah ini mencoba
mengangkat masa penyebaran agama dan ajaran-ajaran bijak yang berlangsung
antara rentang waktu tersebut dijadikan sebagai bagian dari mata rantai sejarah
yang hilang dari perkembangan ilmu komunikasi itu.
Pada awalnya
perkembangan komunikasi yang terjadi di zaman Romawi (sebagai perkembangan dari
Yunani kuno sekitar tahun 500 SM-5 M) mengalami kendala, karena pada masa itu
Romawi mengalami masa kegelapan (dark ages). Padahal, masa kegelapan yang
terjadi di Eropah ini merupakan sisi lain dari masa keemasan peradaban Islam,
dimana pada masa ini perkembangan ilmu pengetahuan (termasuk aktifitas
komunikasi) cukup signifikan. Selain itu, perkembangan komunikasi juga sangat
maju pesat di Cina yang telah dimulai pada tahun 550 SM. Memang, aktifitas
komunkasi dalam bentuk retorika yang berlangsung di Cina dan Islam ini lebih
menekankan pada penyebaran ajaran dan keyakinan. Berbeda di Yunani dan Romawi
yang lebih bersifat politis. Salah satu ajaran yang berkembang yaitu ajaran
konfusiunisme di Cina. Kong hu Cu (bagian dari konfusianisme) lahir pada
sekitar 550 SM yang ajarannya telah berusia 2000 tahun. Konfusius mulai
mengajarkan filsafat hidupnya ketika Cina masih terpecah-pecah. Dalam
penyebarannya, komunikasi yang dilakukan sudah sangat maju setelah ditemukannya
kertas oleh Ts’ai Lun (105 M). Namun, ketika dinasti Qin (215 SM-206 SM),
kaisar Qin Shi Hung melarang ajaran Konfusianisme, sehingga banyak buku-buku
yang dibakar. Namun, ketika masa dinasti Han (206 SM-220 M), konfusianisme
mulai mencapai masa emasnya kembali. Misalnya dengan didirikannya semacam
Imperial University yang meninggalkan kitab-kitab ajaran konfusianisme seperti
kitab Shi Ching (kumpulan lagu-lagu), Shu Ching (dokumen-dokumen), I Ching
(buku ahli ramalan), Ch’un Ch’iu (peristiwa penting), dan Li Chi
(upacara-upacara). Konfusianisme ini berlangsung cukup lama sampai pada masa
jatuhnya dinasti Ching (1644-1911). Hal ini mengidentifikasikan bahwa adanya
proses perkembangan komunikasi yang lebih condong pada penyebaran ajaran-ajaran
konfusianisme di Cina.
Aktifitas
komuniksi dalam bentuk propaganda juga telah ada di zaman Isa Almasih. Isa yang
pada waktu itu ingin mengajarkan ajaran Allah, mendapat tantangan dari kaum
Yahudi. Isa dianggap bahaya oleh kaum Yahudi, sehingga orang-orang Yahudi
berusaha memancing kemarahan pihak penguasa Romawi yang ketika itu menguasai
Palestina. Akhirnya usaha ini berhasil mempengaruhi sikap politik penguasa
Romawi yang pada awalnya tidak ikut campur dalam keagamaan, kini berubah haluan
memerintahkan tentaranya untuk menangkap Isa dan menghukum Isa Al Masih. Namun,
catatan sejarah menunjukkan bahwa sebenarnya Isa tidak mati terkutuk di tiang
salib, ia berhasil diselamatkan oleh Pilatus yang telah bekerjasama dengan
yusuf Aritmatea (Injil Yahya, 19:38). Setelah memperlihatkan bukti-bukti kepada
muridnya bahwa beliau tidak mati di kayu salib (Injil Markus, 16:19-20), maka
Al Masih memutuskan atas perintah Allah untuk meninggalkan Palestina dan
menjelajahi berbagai negeri dimana berdiam suku-suku Israil yang hilang untuk
melanjutkan menyampaikan risalahNya (berdakwah) (kitab Ester 3:6, 1:1, 2:6, dan
II Raja-raja 15:29). Negeri terakhir dimana tempat peristirahatan beliau adalah
Srinagar, India. Komunikasi dalam bentuk ajaran dakwah yang dilakukan di zaman
Isa ini terbukti dengan adanya penjelasan Dalai Lama (pendeta Budhah Tibet)
bahwa Isa adalah salah satu orang suci yang dihormati dalam ajaran Budhah. Hal
ini berkaitan erat dengan kepercayaan Budhah yang mengatakan bahwa Baghawa
Metteya (pengembara kulit putih; Isa Al Masih) pernah datang mengajarkan
ajarannya di India. Juga dengan diketemukannya scroll (gulungan yang jumlahnya
84.000 gulungan) yang isinya menceritakan aktifitas penyebaran ajaran Isa di
India. Bukti lain juga dengan ditemukannya kuburan Yus Asaf di Srinagar,
Kashmir oleh tim Jerman Barat yang merupakan kuburan nabi Isa yang meninggal
pada usia 120 tahun. (Thre Tribune, Chandigarh, 11 Mei 1984).
Komunikasi di
dunia Islam pun sebenarnya telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Sama seperti fenomena komunnikasi yang terjadi di zaman Isa Al Masih, komunikasi
Islam pun lebih berorientasi pada sistem dakwah yang berusaha mengubah atau
mempengaruhi alam pikiran seseorang untuk mengikuti syariat Islam. Peradaban
umat Islam dalam kaitannya dengan perkembangan komunikasi telah mencatatkan
sejarah yang cukup menakjubkan. Pada masa bani Umayah misalnya, telah
ditemukannya suatu cara pengamatan astronomi pada abad 7 M, 8 abad sebelum
Galileo Galilei dan Copernicus. Perhubungan antara Timur dan Barat selama
perang Salib (1100-1300 M ) sangat penting untuk perkembangan komunikasi ilmu
pengetahuan di Eropah. Karena pada waktu ekspansi, Arab telah mengambil alih
kebudayaan Byzantium, Persia, dan Spanyol, sehingga tingkat kebudayaan Islam
jauh lebih tinggi dari pada kebudayaan Eropah (Brower, 1982;41). Universitas
Bagdad, Damsyik, Beirut, dan Kairo menyimpan dan memberikan warisan ilmiah dari
India, Persia, Yunani, dan Byzantium, sehingga Eropah menerima warisan filsafat
Yunani melalui orang Arab yang terlebih dahulu mempelajarinya. Karena bangsa
Arab telah menterjemahkan karya-karya fisuf termasyur seperti Plato, Hipokrates
dan Aristoteles. Sekitar abad ke-14 pada zaman dinasti Yuan (1260-1368),
pengaruh Islam ditandai dengan peneliti di bidang astronomi pertama yang
mendirikan observatorium, yaitu Jamal Al-Din.
Perkembangan
komunikasi dalam Islam yang lebih bersifat dakwah tadi tidak lepas dari
kaitannya sebagai bagian dari bentuk komunikasi, karena dalam bahasa arab,
dakwah berarti seruan, panggilan, atau ajakan. Menurut Salahuddin Sanusi, yang
didefinisikan oleh Al Ustadz Bahiyul Khuli dalam bukunya yang berjudul
Tadzkiratud Du’at, dakwah ialah suatu komunikasi yang ditimbulkan dari
interaksi antar individu maupun kelompok manusia yang bertujuan memindahkan
umat dari suatu situasi yang negatif (zaman jahiliyah) ke situasi yang positif.
Pada zaman nabi Muhammad SAW (570 M-632 M), penyebaran Islam berlangsung dalam
waktu yang relatif singkat (8-9 M). Muhammad melakukan dakwahnya ke Mekah pada
tahun 610 M. Dalam tempo 25 tahun, Muhammad beserta pengikutnya (yang disebut
sebagai Muslim), mengambil alih kekuasaan di kawasan Arab, dan Islam kemudian
berkembang dengan sangat pesatnya. Pada sekitar tahun 650 M, Arab, seluruh
daerah timur tengah, serta Mesir dikendalikan oleh orang-orang Islam, dan pada
tahun 700 M, Islam mendominasi area besar mulai dari daratan China dan India di
timur sampai Afrika Utara dan Spanyol di barat. Cepatnya perkembangan Islam
bisa jadi merupakan dampak dari penggunaan dakwah-dakwah yang berisi tentang
ajaran-ajaran Islam, seperti; dakwah yang berisi tentang jihad fisabilillah,
yaitu jaminan untuk masuk surga bagi mereka yang mati dalam usahanya untuk
memperjuangkan Islam. Artinya terdapat bentuk komunikasi yang efektif sehingga
dapat mempengaruhi keyakinan jutaan umat dalam waktu yang sangat singkat.
C.
PERKEMBANGAN KOMUNIKASI
Perkembangan teknologi pada saat ini sangat
pesat sekali terutama teknlogi di bidang informasi komunikasi.baik dari sisi
kecepatan maupun kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi yang dibutuhkan
juga semakin berkembang. teknologi informasi dan teknologi ini sangat penting sekali
bagi suatu negara apalagi bagi negara yang berkembang. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi di Indonesia saat juga tidak kalah pesatnya di banding
dengan Negara - Negara lain. Komunikasi yang dahulu identik dengan penggunaan
kabel pun mulai ditinggalkan. Untuk mengakses informasi secara cepat, kini
manusia tidak lagi bergantung pada teknologi ‘kabel’. Sebagai gantinya,
jaringan nirkabel (tanpa kabel) kini telah menggeser peranan jaringan
berkabel.berkabel.
Untuk keperluan pengaksesan data dan
informasi. Teknologi yang sangat berperan dalam pengembangan generasi nirkabel
ini antara lain adalah teknologi Wi-Fi dan 3G. Sekarang ini
Hampir semua Smartphone dan Laptop sudah memiliki fasilitas Wi-Fi dan 3G.
sehingga memudahkan kita untuk mengakses internet dimana pun berada.
Seiring perkembangan Zaman Teknologi informasi
dan komunikasi ini sangat berperan penting dalam tingkat kehidupan di
masyarakat suatu negara atau daerah sehingga dalam penerapannya menimbulkan
dampak dan akibat. Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih saat ini
terutama dibidang informasi dan komuniksi sehingga orang sekarang ini dapat
sangat mudah untuk mengakses dunia maya dimana pun berada baik lewat handphone
atau pun laptop. dengan kemudahan tersebut kalau tidak diikuti dengan
pengawasan yang ketat dari kita semua maka juga akan berdampak negatif terutama
terhadap anak anak. Jadi ini menjadi tugas kita semua untuk menerapkan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai mana mestinya agar bermanfaat dalam
kehidupan kita semua.
Sumber :
0 komentar: